LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
METODE MOST
PORBABLE NUMBER (MPN)
Disusun
oleh :
1. Bimo
Aji Prasetyo (1351810282)
2. Hannah
Safitri Abdullah (1351810303)
3. Dina
Oktaviana (1351810304)
4. Marina
Muyassyaroh (1351810305)
5. Suci
Dwi Anggraeni (1351810308)
6. Nabilla
Dwi Handini (1351810309)
7. Fatmiyatun
(1352810310)
PROGRAM
STUDI
DIII
FARMASI
A4-18
AKADEMI FARMASI SURABAYA
JALAN KETINTANG MADYA NO 81 SURABAYA. TELP/FAX : 031-8280996
2019
BAB
1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konsumsi
air minum isi ulang lebih banyak dibandingkan dengan air minum dalam kemasan,
dikarenakan harga air minum isi ulang relatif lebih murah dibandingkan dengan
air minum kemasan, yaitu sepertiga hingga seperempat dari harga air kemasan.
Harga air minum isi ulang lebih murah, karena untuk membuka Depo Air Minum Isi
Ulang (DAMIU) tidak diperlukan biaya pengemasan dan pengiriman, selain itu
tidak dibutuhkan modal yang besar untuk membuka usaha ini.
Depo
Air Minum isi ulang (DAMIU) sudah tersebar di seluruh indonesia, kehadiran
DAMIU pada satu sisi mendukung upaya mewujudkan masyarakat sehat karena
memperluas jangkauan konsumsi air bersih, tetapi pada suatu sisi yang lain
DAMIU cenderung bermaslahketika dihadapkan dengan kepentingan bisnis. Apalagi
jika persaingan antara depo-depo air minum isi ulang cukup ketat, akibatnya
tidak jarang kualitas air minum menjadi tidak diperhatikan lagi.
Air
minum yang sehat dan aman dikonsumsi harus Memenuhi persyaratan yang meliputi
syarat fisik, kimia, dan bakteriologis. Menurut Sutrisno dan Suciastuti (2002)
dalam byna (2009) pesyaratan fisik meliputi warna, bau, rasa, temperatur, dan
kekeruhan. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan organikdan
anorganik yang terkandung didalam air, seperti lumpur dan bahan yang berasal
dari hasil pembuangan. Kualitas kimia adalah ang berhubungan dengan ion-ion
senyawa maupun logam yang membahayakan,seperti Hg, Pb, Ag, Cu, dan Zn. Residu
dari senyawa lainnya yang bersifat racun adalah residu pestisida, yang dapat
menyebabkan perubahan bau, rasa dan warna air (pratiwi 2007).
Syarat
bakteriologis air minum menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002, air minum tidak boleh mengandung bakteri patogen,
yang dapat menyebabkan penyakit terutama penyakit saluran pencernaan, yaitu
bakteri coliform. Standar kandungan bakteri coliform dalam air minum 0 per 100
ml. Kontaminasi bakteri coliform disebabkan oleh pencemaran pada air baku,
jenis peralatan yang digunakan, karena kurangnya pengetahuan tentang hal
higienitas dan sanitasi DAMIU (Indirawati 2009). Ketiadaan bakteri coliform
merupakan salah satu indikator mutu dan keamanan air minum , tidak adanya
bakteri ini diharapkan menjadi indikasi tidak adanya patogen lain . tercemarnya
sumber air minum oleh bakteri dan cemaran lain dapat membahayakan kesehatan
masyarakat (Sabariah 2003).
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana
mengetahui kualitas air isi ulang meggunakan metode MPN?
C.
TUJUAN
Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui
kualitas air isi ulang secara mikrobiologis dengan menggunaka metode MPN (most
probable number)
2.
MANFAAT
Adapun manfaat dalam praktikum
ini antara lain :
1.
Mahasiswa mampu
melakukan identifikasi kualitas air isi ulang pada suatu tempat tergolong buruk
atau bagus
2.
Mahasiswa mampu
menerapkan metode MPN (most probable number)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri
coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator penentuan
kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab
dari penyakit-penyakit hewan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur
dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme
patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit
yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung feses. Organisme
indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen
orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak
dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan
bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan
jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Bakteri coliform dijadikan
sebagai bakteri indikator karena tidak patogen, mudah serta cepat dikenal dalam
tes laboratorium serta dapat dikuatifikasikan, tidak berkembang biak serta
bakteri patogen tidak berkemabng biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan
probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat bertahan lama daripada bakteri
patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Colome, 2001).
Bakteri
coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih
tepatnya bakteri coliform fekal menjadi indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan
coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu ,mendeteksi
coliform menjadi jauh lebih murah, cepat dan sederhana daripada mendeteksi
bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah escherichia coli. Jadi
coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform
artinya kualitas air semakin baik (friedheim, 2001). Escherichia coli,
merupakan anggota coliform yang dapat dibedakan dari bakteri coliform lain
karena kemampuannya memfermentasikabn laktosa pada suhu 44◦C.
Jumlah
organisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun secara mendasar dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu perhitungan langsung dan perhitungan secara tidak
langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan pada saat tertentu tanpa memberikan perlakuan
terlebih dahulu, sedangkan jumlah mikroorganisme dapat diketahui dari cara
tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu
sebelumdilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu
bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai). Dan menggunakan ruang
hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan secara tidak langsung hanya
untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja,
dalam pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu perhitungan pada cawan petri
(Total Plate Count), pehitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah
terkecil atau terdekat (MPN).
Metode (MPN) merupakan salah satu metode
perhitungan secara tidak langsung. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu
uji pendugaan, uji konfirmasi, dan uji kelengkapan. Dalam uji tahap pertama,
keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam
dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatifcoliform dalam sampel (Suriawiria,
2005).
Untuk metode MPN digunakan medium cair
dalam wadah tabung reaksi, perhotungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang
positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa
perubahan warna atau terbentuknya gelembung pada dasar tabung durham (Cowan,
2004).
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Waktu dan tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Senin, 16 Desember 2019
Waktu : 08.00 - 11.20
Tempat :
Laboratorium Mikrobiologi, Akademi Farmasi Surabaya
B.
Alat dan Bahan
·
Alat : Cawan petri,
jarum ose, obyek glass, cover glass, bunsen, dan mikroskop.
· Bahan : PDF (peption Dilution
Fluid), MCB (Mac Conkey Broth), BGLB 2% Broth
(Briliant Green Lactose Bile),EMB Agar, kristal
violet, iodin, alkohol, safranin, dan aquadest.
C.
Metode Penelitian :
·
Pengamatan Makroskopik
Mengamati bentuk, warna,
margin, dan elevasi
·
Pengamatan Mikroskopik
- Mempersiapkan kaca objek
- Mempersiapkan apusan
- Fiksasi dengan pemanasan
·
Pewarnaan pada gram bakteri :
1.
Pewarnaan gram negatif dan pewarnaan
gram positif
2.
Siapkan kaca benda lalu teteskan aquadest
di atasnya
3.
Buat apusan dari 2 biakan bakteri dengan
menggunakan jarum inokulum
4.
Difiksasi diatas api bunsen selama 5 detik
5.
Teteskan larutan kristal violet diatasnya
6.
Kemudian biarkan selama 60 detik
7.
Siram dengan aquadest
8.
Teteskan iodium di atas kaca benda
kemudian diamkan selama 60 detik
9.
Teteskan alkohol 70%diatasnya kemudian
diamkan selama 60 detik
10.
Teteskan larutan safranin kemudian diamkan
selama 60 menit
11.
Teteskan aquadest diatasnya
12.
Serap air yang menggenang diatas kaca
benda dengan kertas serap
13.
Amati dibawah perbesaran mikroskop
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Dari hasil uji MPN terhadap air isi
ulang, dimana pemeriksaan MPN dilakukan untuk mengetahui kualitas air. Setelah
melakukan beberapa proses pembuatan media 3 tabung reaksi media NB, dan
dimasukkan kedalam 3 tabung media LB (1 tabung NB masing-masing 1 ml untuk 3
tabung LB begitu pula untung tabung reaksi 2 dan 3 ), selanjutnya masing-masing
media LB yang sudah diinkubasi dipipet 1 Ml dimasukkan kedalam tabung 1 media BGLB
dan demikian untuk tabung ke2-9.kemudian pengamatan pada media LB dan BGLB
terdapat gas atau tidak didalam tabung durham adapun keruh atau tidak, 9 tabung
Lb dinyatakan positif tercemar dengan adanya gelembung juga keruh pada media,
adapun pada media BGLB juga dinyatakan positif tercemar dengan adanya tanda keruh
pada media. Kemudian melihat data pada Tabel MPN untuk 3 seri tabung dan
dihasilkan bahwa cemeran sebanyak >1100.
Kemudian selanjutnya dilakukan streak
pada media EMBA dari media BGLB dan diinkubasi selama 24 jam, kemudian diamati
ada atau tidaknya coliform.
Coliform
adalah suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai indicator adanya polusi
kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, susu dan produk susu. Adanya
bakteri Coliform di dalam makanan dan minuman. Menunjukkan adanya mikroba yang
bersifat enteropatogenik atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan
(Suriawria, 1996).
Bakteri coliform dapat dibedakan menjadi 2 kelompok:
1.
Coliform
fekal, contoh: Escherichia coli, merupakan bakteri yang berasal dari kotoran
hewan dan manusia. Hal ini menunjukkan bahwa air minum yang yang dikonsumsi
telah terkontaminasi oleh fases manusia, oleh karena itu standar air
minummensyaratkan E.coli 0/100 ml
2.
Coliform
non fekal misalnya : Enterobakter aerogenes
Adapun dinyatakan coliform fekal pada
pengamantan akan berwarna merah atau ungu dan coliform non fekal berwarna hijau
metalik. Hasil yang diperoleh yaitu coliform fekal dan adapun pengamatan secara
makroskopis dan mikroskopis. Hasilnya dibawah ini
Makroskopis
|
Pengamatan
|
Coliform Merah muda
|
Warna : Pink /merah muda
Margin : Entire
Elevasi : Raised
Bentuk : Bulat
|
Coliform ungu
|
Warna : ungu
Margin : entire
Elevasi : raised
Bentuk: Bulat
|
Mikroskopis
|
Pengamatan
|
|
Warna : ungu
Bentuk: Bulat
Gram: Positif
|
|
Warna : ungu
Bentuk : basil
Gram : positif
|
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada uji pendugaan dapat disimpulkan bahwa sampel
diduga mengandung bakteri koliform, dengan adanya perubahan warna media menjadi
keruh dan terdapat gelembung gas pada tabung durham. Pada uji penguat dapat
disimpulkan bahwa sampel menunjukkan hasil negatif, dengan tidak terbentuknya
koloni berwarna hijau metalik pada cawan petri. Pada uji pelengkap dapat
disimpulkan bahwa negatif mengandung bakteri escherichia coli. Jadi dapat
disinpulkan bahwa sampel air minum isi ulang yang digunakan masih layak untuk
dikonsumsi karena tidak adanya cemaran bakteri escherichia coli.
DAFTAR PUSTAKA
Artianto I.
2009. Uji Air Limbah dan Pembuatan Media
Identifikasi Bakteri MPN Coliform. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan
Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Syarat-syarat
Pengawasan Kualitas Air Minum PerMenkes RI No.907/Menkes/SK/VII/2002. Depkes
RI. Jakarta
Farida N. 2009. Uji MPN Coliform dan Fecal Coli Dalam Sampel
Air Limbah, Air Bersih, dan Air
Minum. Yogyakarta:SMTI
Laura,winni.
2016. Laporan Praktikum Mikrobiologi uji
kualitas air dengan metode MPN.
Jambi.
Universitas Jambi