METODE MOST PORBABLE NUMBER (MPN)

By Nabilla on Selasa, 24 Desember 2019


LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
METODE MOST PORBABLE NUMBER (MPN)


Hasil gambar untuk logo akfar"


Disusun oleh :
1.      Bimo Aji Prasetyo                   (1351810282)
2.      Hannah Safitri Abdullah         (1351810303)
3.      Dina Oktaviana                       (1351810304)
4.      Marina Muyassyaroh               (1351810305)
5.      Suci Dwi Anggraeni               (1351810308)
6.      Nabilla Dwi Handini               (1351810309)
7.      Fatmiyatun                              (1352810310)





PROGRAM STUDI
DIII FARMASI
A4-18


 

AKADEMI FARMASI SURABAYA

JALAN KETINTANG MADYA NO 81 SURABAYA. TELP/FAX : 031-8280996

2019


BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

            Konsumsi air minum isi ulang lebih banyak dibandingkan dengan air minum dalam kemasan, dikarenakan harga air minum isi ulang relatif lebih murah dibandingkan dengan air minum kemasan, yaitu sepertiga hingga seperempat dari harga air kemasan. Harga air minum isi ulang lebih murah, karena untuk membuka Depo Air Minum Isi Ulang (DAMIU) tidak diperlukan biaya pengemasan dan pengiriman, selain itu tidak dibutuhkan modal yang besar untuk membuka usaha ini.
            Depo Air Minum isi ulang (DAMIU) sudah tersebar di seluruh indonesia, kehadiran DAMIU pada satu sisi mendukung upaya mewujudkan masyarakat sehat karena memperluas jangkauan konsumsi air bersih, tetapi pada suatu sisi yang lain DAMIU cenderung bermaslahketika dihadapkan dengan kepentingan bisnis. Apalagi jika persaingan antara depo-depo air minum isi ulang cukup ketat, akibatnya tidak jarang kualitas air minum menjadi tidak diperhatikan lagi.
            Air minum yang sehat dan aman dikonsumsi harus Memenuhi persyaratan yang meliputi syarat fisik, kimia, dan bakteriologis. Menurut Sutrisno dan Suciastuti (2002) dalam byna (2009) pesyaratan fisik meliputi warna, bau, rasa, temperatur, dan kekeruhan. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan organikdan anorganik yang terkandung didalam air, seperti lumpur dan bahan yang berasal dari hasil pembuangan. Kualitas kimia adalah ang berhubungan dengan ion-ion senyawa maupun logam yang membahayakan,seperti Hg, Pb, Ag, Cu, dan Zn. Residu dari senyawa lainnya yang bersifat racun adalah residu pestisida, yang dapat menyebabkan perubahan bau, rasa dan warna air (pratiwi 2007).
            Syarat bakteriologis air minum menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002, air minum tidak boleh mengandung bakteri patogen, yang dapat menyebabkan penyakit terutama penyakit saluran pencernaan, yaitu bakteri coliform. Standar kandungan bakteri coliform dalam air minum 0 per 100 ml. Kontaminasi bakteri coliform disebabkan oleh pencemaran pada air baku, jenis peralatan yang digunakan, karena kurangnya pengetahuan tentang hal higienitas dan sanitasi DAMIU (Indirawati 2009). Ketiadaan bakteri coliform merupakan salah satu indikator mutu dan keamanan air minum , tidak adanya bakteri ini diharapkan menjadi indikasi tidak adanya patogen lain . tercemarnya sumber air minum oleh bakteri dan cemaran lain dapat membahayakan kesehatan masyarakat (Sabariah 2003). 

B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana mengetahui kualitas air isi ulang meggunakan metode MPN?

C.    TUJUAN
Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui kualitas air isi ulang secara mikrobiologis dengan menggunaka metode MPN (most probable number)

2.      MANFAAT
Adapun manfaat dalam praktikum ini antara lain :
1.      Mahasiswa mampu melakukan identifikasi kualitas air isi ulang pada suatu tempat tergolong buruk atau bagus
2.      Mahasiswa mampu menerapkan metode MPN (most probable number)



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator penentuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab dari penyakit-penyakit hewan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung feses. Organisme indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Bakteri coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen, mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuatifikasikan, tidak berkembang biak serta bakteri patogen tidak berkemabng biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat bertahan lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Colome, 2001).
Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya bakteri coliform fekal menjadi indikator adanya  pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu ,mendeteksi coliform menjadi jauh lebih murah, cepat dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah escherichia coli. Jadi coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform artinya kualitas air semakin baik (friedheim, 2001). Escherichia coli, merupakan anggota coliform yang dapat dibedakan dari bakteri coliform lain karena kemampuannya memfermentasikabn laktosa pada suhu 44C.
Jumlah organisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun secara mendasar dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu perhitungan langsung dan perhitungan secara tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada saat tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah mikroorganisme dapat diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelumdilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai). Dan menggunakan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan secara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja, dalam pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu perhitungan pada cawan petri (Total Plate Count), pehitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN).
     Metode (MPN) merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan, uji konfirmasi, dan uji kelengkapan. Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatifcoliform dalam sampel (Suriawiria, 2005).
     Untuk metode MPN digunakan medium cair dalam wadah tabung reaksi, perhotungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung pada dasar tabung durham (Cowan, 2004).



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.   Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada  :
Hari/tanggal                : Senin, 16 Desember 2019
Waktu                         : 08.00 - 11.20
Tempat                        : Laboratorium Mikrobiologi, Akademi Farmasi Surabaya

B.   Alat dan Bahan
·         Alat           : Cawan petri, jarum ose, obyek glass, cover glass, bunsen, dan mikroskop.
·        Bahan       : PDF (peption Dilution Fluid), MCB (Mac Conkey Broth), BGLB 2% Broth  (Briliant Green Lactose Bile),EMB Agar, kristal violet, iodin, alkohol, safranin, dan aquadest.

C.   Metode Penelitian :
·         Pengamatan Makroskopik
Mengamati bentuk, warna, margin, dan elevasi

·         Pengamatan Mikroskopik
- Mempersiapkan kaca objek
- Mempersiapkan apusan
- Fiksasi dengan pemanasan

·         Pewarnaan pada gram bakteri :
1.      Pewarnaan gram negatif dan pewarnaan gram  positif
2.      Siapkan kaca benda lalu teteskan aquadest di atasnya
3.      Buat apusan dari 2 biakan bakteri dengan menggunakan jarum inokulum
4.      Difiksasi diatas api bunsen selama 5 detik
5.      Teteskan larutan kristal violet diatasnya
6.      Kemudian biarkan selama 60 detik
7.      Siram dengan aquadest
8.      Teteskan iodium di atas kaca benda kemudian diamkan selama 60 detik
9.      Teteskan alkohol 70%diatasnya kemudian diamkan selama 60 detik
10.  Teteskan larutan safranin kemudian diamkan selama 60 menit
11.  Teteskan aquadest diatasnya
12.  Serap air yang menggenang diatas kaca benda dengan kertas serap
13.  Amati dibawah perbesaran mikroskop



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil uji MPN terhadap air isi ulang, dimana pemeriksaan MPN dilakukan untuk mengetahui kualitas air. Setelah melakukan beberapa proses pembuatan media 3 tabung reaksi media NB, dan dimasukkan kedalam 3 tabung media LB (1 tabung NB masing-masing 1 ml untuk 3 tabung LB begitu pula untung tabung reaksi 2 dan 3 ), selanjutnya masing-masing media LB yang sudah diinkubasi dipipet 1 Ml dimasukkan kedalam tabung 1 media BGLB dan demikian untuk tabung ke2-9.kemudian pengamatan pada media LB dan BGLB terdapat gas atau tidak didalam tabung durham adapun keruh atau tidak, 9 tabung Lb dinyatakan positif tercemar dengan adanya gelembung juga keruh pada media, adapun pada media BGLB juga dinyatakan positif tercemar dengan adanya tanda keruh pada media. Kemudian melihat data pada Tabel MPN untuk 3 seri tabung dan dihasilkan bahwa cemeran sebanyak >1100. 



Kemudian selanjutnya dilakukan streak pada media EMBA dari media BGLB dan diinkubasi selama 24 jam, kemudian diamati ada atau tidaknya coliform.
 Coliform adalah suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai indicator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, susu dan produk susu. Adanya bakteri Coliform di dalam makanan dan minuman. Menunjukkan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Suriawria, 1996).
Bakteri coliform dapat dibedakan menjadi 2 kelompok:
1.      Coliform fekal, contoh: Escherichia coli, merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan dan manusia. Hal ini menunjukkan bahwa air minum yang yang dikonsumsi telah terkontaminasi oleh fases manusia, oleh karena itu standar air minummensyaratkan  E.coli 0/100 ml
2.      Coliform non fekal misalnya : Enterobakter aerogenes
Adapun dinyatakan coliform fekal pada pengamantan akan berwarna merah atau ungu dan coliform non fekal berwarna hijau metalik. Hasil yang diperoleh yaitu coliform fekal dan adapun pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis. Hasilnya dibawah ini

Makroskopis
Pengamatan
Coliform Merah muda


Warna : Pink /merah muda
Margin : Entire
Elevasi : Raised
Bentuk : Bulat



Coliform ungu 




Warna : ungu
Margin : entire
Elevasi : raised
Bentuk: Bulat
Mikroskopis
Pengamatan


Warna : ungu
Bentuk: Bulat
Gram: Positif


 

Warna : ungu
Bentuk : basil
Gram : positif


BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN

Pada uji pendugaan dapat disimpulkan bahwa sampel diduga mengandung bakteri koliform, dengan adanya perubahan warna media menjadi keruh dan terdapat gelembung gas pada tabung durham. Pada uji penguat dapat disimpulkan bahwa sampel menunjukkan hasil negatif, dengan tidak terbentuknya koloni berwarna hijau metalik pada cawan petri. Pada uji pelengkap dapat disimpulkan bahwa negatif mengandung bakteri escherichia coli. Jadi dapat disinpulkan bahwa sampel air minum isi ulang yang digunakan masih layak untuk dikonsumsi karena tidak adanya cemaran bakteri escherichia coli.



DAFTAR PUSTAKA

Artianto I. 2009. Uji Air Limbah dan Pembuatan Media Identifikasi Bakteri MPN Coliform. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Syarat-syarat Pengawasan Kualitas Air Minum PerMenkes RI No.907/Menkes/SK/VII/2002. Depkes RI. Jakarta
Farida N. 2009. Uji MPN Coliform dan Fecal Coli Dalam Sampel Air Limbah, Air Bersih, dan Air Minum. Yogyakarta:SMTI
Laura,winni. 2016. Laporan Praktikum Mikrobiologi uji kualitas air dengan metode MPN.
Jambi. Universitas Jambi
More aboutMETODE MOST PORBABLE NUMBER (MPN)