LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
METODE ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT)/
TOTAL PLATE COUNT (TPC)
Disusun
oleh :
1. Bimo
Aji Prasetyo (1351810282)
2. Hannah
Safitri Abdullah (1351810303)
3. Dina
Oktaviana (1351810304)
4. Marina
Muyassyaroh (1351810305)
5. Suci
Dwi Anggraeni (1351810308)
6. Nabilla
Dwi Handini (1351810309)
7. Fatmiyatun
(1352810310)
PROGRAM STUDI
DIII FARMASI
A4-18
AKADEMI FARMASI SURABAYA
JALAN KETINTANG MADYA NO 81 SURABAYA. TELP/FAX : 031-8280996
2019
BAB I
PENAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Produk-produk makanan dan
minuman merupakan kebutuhan yang paling penting bagi manusia, sehingga
ketersediaan untuk produk makanan dan minuman perlu mendapatkan perhatian yang
serius baik dari segi kuantitasnya maupun kualitasnya. Sifat fisika, kimia, dan
biologi yang terkandung dalam produk-produk makanan dan minuman sangat
memungkinkan bagi berbagai macam mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang
didalamnya. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh sifat dan jenis dari produk
tersebut serta kondisi penyimpanannya (Pratiwi dan Anjarsari, 2002). Adanya
mikroorganisme yang tumbuh pada suatu produk makanan maupun minuman sangat
berpengaruh terhadap penurunan kualitas produk tersebut (Pratiwi dan Anjarsari,
2002).
Untuk mengetahui apakah
produk makanan maupun minuman berkualitas baik maka diperlukan uji angka
lempeng total (ALT), dari uji tersebut kita dapat mengetahui berapa banyak
jumlah dan jenis dari mikroorganisme yang tumbuh didalamnya. Uji ini juga dapat
digunakan sebagai indikator proses higiene sanitasi produk, analisis mikroba
lingkungan pada produk jadi, indikator proses pengawasan, menentukan daya tahan
dari suatu produk, uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat
keamanan suatu produk, dan digunakan sebagai dasar kecurigaan dapat atau tidak diterimanya
suatu produk berdasarkan kualitas mikrobiologinya.
B.
Rumusan
masalah :
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah
sebagai berikut :
1.
Berapa Angka Lempeng
Total pada minuman (sinom) yang terdapat
di Siwalan Kerto?
2.
Bagaimana cara
menghitung koloni sampel?
C.
Tujuan
:
Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1.
Untuk mengetahui apa
itu metode ALT
2.
Mengetahui jumlah koloni bakteri yang terdapat pada
minuman dengan metode ALT (Angka Lempeng Total)
D.
Manfaat
:
Adapun manfaat dalam praktikum
ini antara lain :
1. Memberikan
data dan informasi tentang ALT dalam minuman (sinom) di Siwalan Kerto.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Angka
Lempeng Total
Menurut WHO pada
tahun 2011, Angka Lempeng Total (ALT) disebut juga angka lempeng heterotropik (
heterotropic plate count/ HPC) merupakan indicator keberadaan mikro
heterotropik seperti bakteri coliform, mikro resisten desinfektan seperti
pembentukan sporadan mikroba yang dapat berkembang cepat pada air olahan tanpa
residu desinfektan. Meski telah mengalami proses desinfektan yang berbeda,
umumnya bagi mikroba tumbuh selama perlakuan (treatment) dan disribusi dengan
konsentrasi berkisar 104-105 sel/ml. nilai ALT bervariasi
tergantung berbagai factor diantaranya kualitas sumber air, jenis perlakuan,
konsentrasi residu desinfektan, lokasi sampling, suhu air mentah, waktu
pengujian, metode uji meliputi suhu dan waktu inkubasi (Martoyo, Haryadi dan
Rahayu,2014).
Metode
kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada satu
sampel, umumnya dikenal dengan ALT. Uji angka Lempeng total yang lebih tepatnya
ALT aerob mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil
akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni
(cfu) per ml/g atau koloni/100ml. prinsip pengujian ALT menurut Metode Analisis
Mikrobiologi ( MA PPOMN nomor 96/mik/00) yaitu pertumbuhan kooni bakteri aerob
mesofil setelah cuplikan diinokulasi pada media lempeng agar dengan metode pour
plate dan diinkubasi pada suhu sesuai. Pada pengujian ALT menggunakan media PCA
(Plate Count Agar) sebagai media padatnya. Digunakan pula pereaksi Triphenyl
Tetrazolium Chloride 0,5% (TTC) (BPOM RI, 2008).
Perhitungan
jumlah bakteri yang hidup ( viable count) menggambarkan jumlah sel yang hidup,
sehingga lebih teapt apabila dibandingkan dengan cara total cell count. Pada
metode ini setiap sel mikroba yang hidup dalam suspense akan tumbu menjadi 1
koloni setelah diinkubasi dalam media biakan dengan lingkungan yang sesuai.
Koloni bakteri adalah kumpulan dari bakteri-bakteri yang sejenis dan
mengelompok membentuk 1 koloni. Setelah diinkubasi maka akan diamati dan
dihitung jumlah koloni yang tumbuh dan merupakan perkiraan atau dugaan dari
jumlah mikroba dalam suspense tertetu ( hadioetomo, 1993).
Koloni yang
tumbuh tidak selalu berasal dari 1 sel mikroba, karena ada beberapa mikroba
tertentu yang cendrung mengelompok atau berantai. Bila ditumbuhkan pada media
dan lingkungan yang sesuai, kelompok bakteri ini akan menghasilkan 1 koloni.
Oleh karena itu, sering digunakan istilah colony forming unit (CFU) untuk
menghitung jumlah mikroba hidup. Sebaiknya hanya lempeng agar yang mengandung
25-250 koloni saja yang digunakan dalam perhitungan (PPOMN 2006).
B. Media
Media perbenihan
adalah media nutrisi yang disiapkan untuk menumbuhkan bakteri di dalam skala
laboratorium. Beberapa bakteri dapat tumbuh dengan dengan baik pada setiap
media perbenihan, sedangkan yang lain membutuhkan media khusus. Media
perbenihan harus dapat menyediakan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
bakteri. Media harus mengandung sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfo, dan
factor pertumbuhan organic. Sejumlah bakteri yang diinokulasikan pada sebuah
media perbenihan disebut inoculum. Bakteri yang tumbuh dan berkembang biak
dalam media perbenihan itu disebut biakan bakteri. Media perbenihan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1.
Harus
mengandung nutrisi yang tepat untuk bakteri spesifikasi yang akan dibiakkan
2.
Kelembaban
harus cukup, pH sesuai, dan kadar oksigen cukup baik
3.
Media
perbenihan harus steril dan tidak mengandung mikroorganisme lain
4.
Media
diinkubasi pada suhu tertentu
C. Jamu
Kunyit Asam
Jamu merupakan
obat trasisional yang dikenal masyarakat di jawa sejak jaman dahulu, bahkan
sudah menyebar ke beberapa daerah diluar pulau jawa. Jamu disdiakan dalam
bentuk cairan minuman dan merupakan ramuan dari beberapa bahan yang biasanya
masih segar. Jamu dibuat dengan cara sederhana dan merupakan sediaan obat yang
tidak dapat disimpan lama dan biasanya diminum dalam keadaan segar. Salah satu
jamu yang diminum dalam keadaan segar adalah jamu kunyit asam (Rukmana,2003).
Jamu kunyit asam
disebut juga jamu segar-segaran yang digunakan untuk menyegarkan tubuh. Jamu
kunyit asam bermanfaat untuk mengatasi panas dalam, sariawan, dan membuat perut
menjadi dingin. Bahan baku jamu kunyit asam adalah kunyit dan buah asam masak.
Gula jawa digunakan sebagai pemanis (Suharmiati, 2003). Selain itu dijelaskan
bahwa minum kunyit asam sebagai pengurang rasa nyeri pada disminorea primer
memiliki efek samping minimal dan tidak aa bahaya jika dikonsumsi sebagai sutu
kebiasaan (limananti dan Triratnawati,2003).
Banyaknya obat
yang beredar dipasaran membuat pemerintahan mengeluarkan peraturan melalui
Departemen Kesehatan dalam keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
661/MENKES/SK/VII/1994 yang berisi tentang perlunya pencegahan peredaran obat tradisional yang
tidak memenuhi persyaratan keamanan, kemanfaatan dan mutu. Beberapa parameter
keamanan obat meliputi uji cemaran mikroorganisme antara lain uji mikroorganisme
pathogen, uji Angka Lempeng Total, uji Angka kapang/khamir, uji aflatoksin
serta uji cemaran logam berat (Anonim, 2005).
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu
Dan Tempat
Praktikum
ini di lakukan pada hari senin tanggal 2 Desember 2019 dan dilaksakana pada
Laboratorium Mikrobiologi Akademi Farmasi Surabaya.
B.
Alat
Adapun alat – alat yang di gunakan dalam praktikum ini adalah
tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan petri, erlenmeyer, bunsen, LAF, oven,
inkobator, spreader, batang pengaduk, beaker glass, pipet ukur, Kapas, kasa,
korek api.
C. Bahan
Adapun bahan yang di gunakan dalam
praktikum ini adalah media NA, sampel sinom, dan SDA.
D. Metode
a. Spread plate :
Teknik
spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme
di dalam media agar dengan cara menuangkan bakteri atau menghapuskannya di atas
media agar yang telah memadat.
b. Pembuatan Media Nb
Cara pembuatan dilakukan dengan
menyiapkan meja kerja yang telah steril kemudian menimbang Nb pada timbangan digital
menggunakan gelas arloji, selanjutnya nyalakan api bladder dengan korek api dan
diteruskan dengan kerja aseptic. Flamber ujung kaca arloji, batang pengaduk dan
Erlenmeyer secara bergantian, masukkan Nb dalam Erlenmeyer dengan batang
pengaduk. Flamber kembali ujung mulut gelas ukur dan beakerglass, ukur aquadest
dan pindahkan dari beaker glass ke gelas ukur. Flamber ulan Erlenmeyer dan
gelas ukur, pindahkan aquadest yang telah diukur pada Erlenmeyer kemudian aduk
dengan batang pengaduk. Tutup dengan sumbat dan beri perkamen diatasnya
kemudian diikat dengan tali hingga rapat, selanjutnya sterilkan pada autoclave.
Langkah selanjutnya penuangan media Nb
pada tabung reaksi, siapkan meja kerja yang steril dan lakukan semua perlakuan
secara aseptic. Buka penutup Erlenmeyer yang telah terdapat media Nb, nyalakan
api bladder dengan korek api. Flamber ujung mulut Erlenmeyer dan pipet ukur,
kemudian pindahkan media Nb dan ukur selanjutnya masukkan dalam tabung reaksi.
Tutup tabung reaksi dengan sumbat dan lapisi kembali dengan plastic wrap,
lakukan penuangan hingga pada 5 tabung reaksi. Terakhir, inkubasi selama 24
jam.
c. Pembuatan Larutan Induk
Sampel
Sampel yang digunakan adalah sinom yang
berbentuk cair maka perlu di ad kan hingga 100 mL, maka sinom yang diambil
sebesar 10 mL dan aquadest 90 mL. Lakukan secara aseptic, siapkan meja kerja
yang telah steril dengan alcohol. Nyalakan api bladder dengan korek api,
flamber pipet ukur kemudian ambil sampel sebanyak 10 mL. Flamber ujung mulut
Erlenmeyer dan pipet ukur, pindahkan sampel dari pipet ukur kedalam Erlenmeyer.
Flamber ujung mulut gelas ukur, beaker glass dan Erlenmeyer, ukur aquadest dari
beaker glass dengan gelas ukur kemudian masukkan dalam Erlenmeyer. Falmber
batang pengaduk, aduk dekat dengan api larutan induk sampel hingga homogen
dengan batang pengaduk selanjutnya tutup dengan sumbat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah
sebagai berikut :
No
|
Tingkat
Pengenceran
|
Jumlah
Koloni
|
Perhitungan
ALT
|
1.
|
102
|
136
|
ALT = 136 x 102
= 1,36 x
104 CFU/ml
|
2.
|
103
|
161
|
ALT = 161 x 103
= 1,61 x
105 CFU/ml
|
3.
|
104
|
584
|
ALT = 584 x 104
= 5,84 x
106 CFU/ml
|
4.
|
105
|
649
|
ALT = 649 x 105
= 6,49 x
107 CFU/ml
|
5.
|
106
|
698
|
ALT = 698 x 106
= 6,98 x
108 CFU/ml
|
6.
|
107
|
606
|
ALT = 606x 107
= 6,06 x
109 CFU/ml
|
·
Identifikasi makroskopis (NA)
No
|
Tingkat Pengenceran
|
Ukuran
|
Bentuk
|
Margin
|
Elevasi
|
1.
|
102
|
Small, moserate, large
|
irregular
|
unbonate
|
lobate
|
2.
|
103
|
Titik,small, moserate, large
|
rhizoid dan filaments
|
unbonate
|
serrate
|
3.
|
104
|
Small, moserate, large
|
irregular
|
unbonate
|
lobate
|
4.
|
105
|
Small, moserate, large
|
circular
|
raised
|
lobate
|
5.
|
106
|
Titik,small, moserate, large
|
circular
|
convex
|
entire dan raised
|
6.
|
107
|
Titik,small, moserate, large
|
circular
|
raised
|
lobate
|
B. Pembahasan
Berdasarkan
praktikum, jumlah koloni bakteri pada cawan petri dengan tingkat pengenceran 101
sebagai larutan induk, tingkat pengenceran sebanyak 136 koloni bakteri,
tingkat pengenceran 103 sebanyak 162 koloni bakteri, tingkat
pengenceran 104 sebanyak 584, tingkat pengenceran 105
sebanyak 649, tingkat pengenceran 106 sebanyak 698, dan tingkat
pengenceran 107 sebanyak 606. Pengamatan diatas adalah koloni
bakteri TBUD yaitu (Terlalu Banyak Untuk Dihitung). Pada identifikasi
makroskopis (NA) terdapat 6 jenis koloni yang sama yang meliputi ukuran
sebanyak 4 jenis yaitu titik, small, moserate, dan large. Bentuk sebanyak 4
jenis yaitu irregular, rhizoid, filaments, dan circular. Margin terdapat 3 jenis
yaitu unbonate, raised, dan convex. Dan yang terakhir yaitu elevasi terdapat 4
jenis yaitu lobate, serrate, entire, dan raised.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan :
1.
Untuk
pengamatan koloni pada ALT dengan sampel sinom hasil yang didapat adalah TBUD
(Terlalu Banyak Untuk Dihitung) yang artinya melebihi angka 300.
2.
Untuk
pengamatan mikroskopis didapat 6 jenis bakteri yang diketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Martiana, Cinthia. dkk. 2014. Uji Kualitas Mikrobiologi Bahan Makanan Berdasarkan ALT (Angka Lempeng
Total) Koloni Kapang. Malang. Universitas Negeri Malang.
Tivani, Amananti, Purgiyanti., 2018., Uji Angka Lempeng Total (ALT) pada Jamu
Gendong Kunyit Asam di Beberapa Desa Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.,Tegal., Pancasakti
Science Education Journal.
Kurnia
putri, Wahyu. 2014.laporan praktikum
mikrobiologi angka lempeng total. Jember. Universitas jember
Mutiara
dewi, Meylisa.2016.Uji angka lempeng
total (pada jamu gendong temulawak di pasar tarumanegara magelang.Yogyakarta.Universitas
sanatadarma Yogyakarta.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar