UJI POTENSIAL SENYAWA MIKROBA

By Nabilla on Minggu, 15 Desember 2019


LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
UJI POTENSI SENYAWA ANTI MIKROBA


Hasil gambar untuk logo akfar"



Disusun oleh :
1.      Bimo Aji Prasetyo                   (1351810282)
2.      Hannah Safitri Abdullah         (1351810303)
3.      Dina Oktaviana                       (1351810304)
4.      Marina Muyassyaroh               (1351810305)
5.      Suci Dwi Anggraeni               (1351810308)
6.      Nabilla Dwi Handini               (1351810309)
7.      Fatmiyatun                              (1352810310)





PROGRAM STUDI
DIII FARMASI
A4-18

 

AKADEMI FARMASI SURABAYA

JALAN KETINTANG MADYA NO 81 SURABAYA. TELP/FAX : 031-8280996

2019





BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

            Antimikroba adalah suatu bahan yang dapay mengganggu pertumbuhan dan metabolisme mikroorganisme. Pemakaian bahan antimikroba merupakan suatu usaha untuk mengendalikan bankteri maupun jamur, yaitu segala kegiatan yang dapat menghambat, membasmi, atau menyingkirkan mikroorganisme. Tujuan utama pengendalian mikroorganisme pada inang yang terinfeksi, dan mencegah pembusukan dan perusakan oleh mikroorganisme (Pelcxar & Chan, 1988).          
            Uji potensi antimikroba dapat dilakukan dengan dua mcam metode, yaitu metode difusi dan metode dilusi. Cara pengujian potensi (daya atau kekuatan) senyawa antimikroba ada bermacam-macam, bergantung pada sifat dan bentuk sediaan senyawa antimikroba. Pada umumnya digunakan cara pengenceran, cylinder diffusion plate method, paper disk diffusion method dan agar dilution plate method.
            Metode yang digunakan yaitu difusi yang merupakan terdifusinya senyawa antimikroba (misalnya antibiotic) ke dalam media padat dimana mikroba uji (misalnya bakteri pathogen) telah diinokulasikan. Metode difusi dilakukan secara paper disk dan secara sumuran. Adapun yang digunakan pada uji ini yaitu secara paper disk, kertas disk yang mengandung senyawa anti mikroba diletakkan diatas permukaan media agar yang telah ditanam mikroba uji, setelah itu hasilnya dibaca. Penghambatan pertumbuhan mikroba oleh senyawa anti mikroba terlihat sebagai zona jernih disekitar pertumbuhan mikroba.
            Tujuan dari proses uji potensial ini untuk mengetahu zona jernih disekitar pertumbuhan mikroba kemudian mengukur diameter zona jernih yang terbentuk disekitar paper disk dengan jangka sorong. Dan juga untuk mengetahui ada atau tidaknya penghambatan pertumbuhan mikroba oleh senyawa anti mikroba.


B.     TUJUAN
    Adapun tujuan praktikum mengenai penentuan potensi sabun pigion ini adalah untuk mengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba Pseudomonas aureginosa.
C.    MANFAAT
  Mafaat dari percobaan inI untuk mengetahui zona hambat pertumbuhan mikroba Pseudomonas aureginosa.
D.    RUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara mengetahui daya desinfikasi dari beberapa desinfektan tertentu terhadap bakteri Pseudomonas aureginusa?





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sabun cair adalah sediaan berbentuk cair yang ditujukan untuk membersihkan kulit, dibuat dari bahan dasar sabun yang ditambahkan surfaktan, pengawet, penstabil busa, pewangi dan pewarna yang diperbolehkan, dan dapat digunakan untuk mandi tanpa menimbulkan iritasi pada kulit (SNI, 1996). Sabun cair memiliki bentuk yang menarik dan lebih praktis dibandingkan sabun dalam bentuk padatan. Antiseptik adalah larutan antimikroba yang digunakan untuk mencegah infeksi, sepsis, dan putrefaksi. Antiseptik berbeda dengan antibiotik dan disinfektan, yaitu antibiotik digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati. Beberapa antiseptik merupakan germisida, yaitu mampu membunuh mikroba, dan ada pula yang hanya mencegah atau menunda pertumbuhan mikroba tersebut. Antibakterial adalah antiseptik hanya dapat dipakai melawan bakteri (Anonymous,2006). Sabun antiseptik yang beredar di pasaran apabila sering digunakan dalam relntang waktu yang lama dapat menyebabkan efek samping dan iritasi kulit (Sharma et al., 2016).
Uji potensi antimikroba dapat dilakukan menggunakan dua macam metode, yaitu metode difusi dan metode dilusi. Prinsip kerja metode difusi adalah dengan terdifusinya senyawa antimikroba kedalam media padat dimana mikroba uji telah diinokulasikan. Sedangkan, prinsip kerja metode dilusi adalah dengan menentukan konsentrasi terendah dari senyawa antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri (konsentrasi hambat minimum).
Metode difusi dapat dilakukan secara paper disk dan sumuran. Pada metode difusi secara paper disk dilakukan dengan, kertas disk yang mengandung senyawa antimikroba diletakkan diatas permukaan media agar yang telah ditanami mikroba uji, setelah itu hasil yang terbentuk dibaca. Sedangkan, pada metode difusi secara sumuran dilakukan dengan pembuatan sumuran yang dibuat tegak lurus terhadap permukaan media agar, dan dengan diameter tertentu pada media agar yang telah ditanami mikroba uji, antimikroba diinokulasikan kedalam sumuran yang telah dibuat dan diinkubasikan, setelah itu hasil yang terbentuk dibaca.
Hasil yang terdapat pada metode difusi secara paper disk dan sumuran adalah sama yaitu dengan mengamati ada atau tidaknya penghambatan pertumbuhan mikroba oleh senyawa antimikroba yang terlihat sebagai zona jernih di sekitar pertumbuhan mikroba. Luas dari zona jernih merupakan petunjuk kepekaan mikroba terhadap antimikroba. Selain itu, luas dari zona jernih juga berkaitan dengan  kecepatan berdifusi dari antimikroba dalam media.





BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.   Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada  :
Hari/tanggal                        : Senin, 9 Desember 2019
Waktu                                 : 08.00 - 11.20
 Tempat                                : Laboratorium Mikrobiologi, Akademi Farmasi Surabaya

B.   Alat dan Bahan
-          Alat  : Tabung reaksi, cawan petri, mikropipet, yellow tip, jarum ose, cakram, tabung durham, tabel MPN, erlenmeyer,
-          Bahan : PDF (peption Dilution Fluid), MCB (Mac Conkey Broth), BGLB 2% Broth  (Briliant Green Lactose Bile),EMB Agar

C.   Metode :
Metode MPN (Most Probable Number) umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri coliform yang merupakan kontaminan. Ciri-ciri utamanya, yaitu bakteri gram negatif,batang pendek, tidak membentuk spora, memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37C. Penentuan Coliform Fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkolerasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Uji Coliform fecal secara lengkap meliputi uji penduga, uji penguat, dan uji pelengkap.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

  
Uji potensial antibiotik adalah suatu teknik untuk menetapkan potensi suatu antibiotik dengan mengukur suatu senyawa pada pertumbuhan mikroorganisme. Efek yang ditimbulkan berupa daya hambatnya terhadap mikroorganisme. Uji potensi antibiotik dapat dilakukan dengan cara kimia, fisikokimia dan dengan cara mikrobiologi atau biologik. Pada praktikum ini dilakukan secara mikrobiologik karena dapat menunjukan penurunan aktifitas mikroba sehingga terjadi perubahan yang kecil yang tidak dapat ditunjukkan secara kimia.
Uji potensi secara mikrobiologi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu metode paper disk dan metode sumuran. Pada pengujian yang telah dilakukan, terbentuk zona bening disekitar paper disk. Ini menujukkan bahwa antibiotik yang digunakan berpotensi menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa. Pada percobaan ini media yang digunakan adalah media NA (Nutrien Agar) karena media ini dispesifikasikan untuk pembiakan bakteri.
Berdasarkan hasil pengamatan setelah sampel diinkubasi selama 24 jam, diperoleh hasil bahwa pada cawan petri yang diberikan sampel sabun pigeon, terdapat zona hambat yang ditandai dengan daerah sekitar paper disk berwarna bening. Pada percobaan ini diperoleh hasil perhitungan konsentrasi 2% adalah 0,64 cm, konsentrasi 4% adalah 0,60 cm, konsentrasi 6% adalah 0,58 cm, konsentrasi 8% adalah 0,74 cm, konsentrasi 10% adalah 0, 60 cm




BAB V
PENUTUP


Kesimpulan

Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa uji potensial secara mikrobiologi, terbentuknya zona bening atau zona hambat yang menandakan adanya potensi dari antibiotik yang digunakan dalam menghambat dan membunuh bakteri gram negatif yaitu Pseudomonas aeruginosa. Pada hasil pengamatan setelah sampel diinkubasi selama 24 jam diperoleh hasil bahwa pada cawan petri yang diberikan sampel sabun pigeon terdapat zona hambat yang ditandai dengan daerah sekitar paper disk berwarna bening. Pada percobaan ini diperoleh hasil perhitungan dengan rata-rata pada konsentrasi 2% memiliki zona hambat sebesar 0,64 cm, pada konsentrasi 4% memiliki zona hambat sebesar 0,60 cm, pada konsentrasi 6% memiliki zona hambat sebesar 0,58 cm, pada konsentrasi 8% memiliki zona hambat sebesar 0,74%, dan pada 10% memiliki zona hambat 0,60 cm. Pengaruh konsentrasi antibiotik terhadap pertumbuhan bakteri adalah semakin besar konsentrasi dari antibiotik maka kemampuan antibiotik untuk menghambat atau membunuh bakteri akan semakin besar (efektivitas kerja antibiotik meningkat).




DAFTAR PUSTAKA
Sari, R., Ferdinan, A. 2017. Pengujian Aktivitas Antibakteri Sabun Cair dari Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya. Vol. 4. No. 3, halaman: 112.
Dani, H, B. 2015. Pengujian Daya Anti Bakteri dengan Beberapa Macam Anti Septik dengan Menggunakan Paper Disk. Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Mataram.
Sudarwati.,2018.,Buku Ajaran Praktikum Mikrobiologi Untuk D III Farmasi.,Surabaya.,Graniti.




EVALUASI

1.      Apa perbedaan metode difusi sumuran dan difusi paper disk yang anda kerjakan tersebut ?
·         Metode difusi sumuran dilakukan dengan membuat sumuran dengan diameter tertentu pada media agar yang telah ditanami mikroba uji. Sedangkan pada metode difusi paperdisk deilakukan dengan cara kertas disk yang mengandung senyawa anntimikroba diletakkan diatas permukaan media agaryang telah ditanam ole mikroba uji.
2.      Mengapa pada preparasi mikroba uji diperlukan larutan standar ?
·          Sebagai standar untuk mengatasi keraguan tentang kemungkinan hilangnya aktivitas (potensi) antibiotik terhadap efek daya hambatnya pada mikroba.
3.      Bagaimana cara pembuatan larutan standar mac farland ?
- Dibuat larutan 1.1755% (b/v) Barium Klorida
- buat larutan 1% (b/v) Asam sulfat
- Campurkan kedua larutan berdasarkan rasio
- Tutup tabung dengan rapat dan simpann pada suhu ruang ditempat gelap.
4.      Apa fungsi dari konntrol kontaminasi media, kontrol pertumbuhhan mikroba uji dan kontrol nnegatif/pelarut ?
·         Kontrol kontaminasi media : untuk mengetahui bahhwwa media terbebas dari faktor kontaminasi bakteri dari luar.
·         Kontrol pertumbuhan mikroba uji : untuk membuktikan bahwa bakteri uji dapat tetap hidup.
·         Kontrol negatif/pelarut : untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pelarut terhadap pertumbuhan bakteri sehingga dapat doketahui bahwa yang mempunyai aktivitas antibakteri adalah zat uji bukan pelarut.
5.      Mungkinkah digunakan pelarut senyawa uji yang memiliki potensi antimikroba ? jelaskan !
·         Digunakan pelarut senyawa uji potensi mikroba

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar