LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
UJI POTENSI SENYAWA ANTI MIKROBA
Disusun
oleh :
1. Bimo
Aji Prasetyo (1351810282)
2. Hannah
Safitri Abdullah (1351810303)
3. Dina
Oktaviana (1351810304)
4. Marina
Muyassyaroh (1351810305)
5. Suci
Dwi Anggraeni (1351810308)
6. Nabilla
Dwi Handini (1351810309)
7. Fatmiyatun
(1352810310)
PROGRAM STUDI
DIII FARMASI
A4-18
AKADEMI FARMASI SURABAYA
JALAN KETINTANG MADYA NO 81 SURABAYA. TELP/FAX : 031-8280996
2019
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Antimikroba
adalah suatu bahan yang dapay mengganggu pertumbuhan dan metabolisme
mikroorganisme. Pemakaian bahan antimikroba merupakan suatu usaha untuk mengendalikan
bankteri maupun jamur, yaitu segala kegiatan yang dapat menghambat, membasmi,
atau menyingkirkan mikroorganisme. Tujuan utama pengendalian mikroorganisme
pada inang yang terinfeksi, dan mencegah pembusukan dan perusakan oleh
mikroorganisme (Pelcxar & Chan, 1988).
Uji
potensi antimikroba dapat dilakukan dengan dua mcam metode, yaitu metode difusi
dan metode dilusi. Cara pengujian potensi (daya atau kekuatan) senyawa
antimikroba ada bermacam-macam, bergantung pada sifat dan bentuk sediaan senyawa
antimikroba. Pada umumnya digunakan cara pengenceran, cylinder diffusion plate method, paper disk diffusion method dan
agar dilution plate method.
Metode
yang digunakan yaitu difusi yang merupakan terdifusinya senyawa antimikroba
(misalnya antibiotic) ke dalam media padat dimana mikroba uji (misalnya bakteri
pathogen) telah diinokulasikan. Metode difusi dilakukan secara paper disk dan
secara sumuran. Adapun yang digunakan pada uji ini yaitu secara paper disk,
kertas disk yang mengandung senyawa anti mikroba diletakkan diatas permukaan
media agar yang telah ditanam mikroba uji, setelah itu hasilnya dibaca.
Penghambatan pertumbuhan mikroba oleh senyawa anti mikroba terlihat sebagai
zona jernih disekitar pertumbuhan mikroba.
Tujuan
dari proses uji potensial ini untuk mengetahu zona jernih disekitar pertumbuhan
mikroba kemudian mengukur diameter zona jernih yang terbentuk disekitar paper
disk dengan jangka sorong. Dan juga untuk mengetahui ada atau tidaknya
penghambatan pertumbuhan mikroba oleh senyawa anti mikroba.
B.
TUJUAN
Adapun
tujuan praktikum mengenai penentuan potensi sabun pigion ini adalah untuk
mengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba Pseudomonas aureginosa.
C. MANFAAT
Mafaat dari percobaan inI untuk mengetahui
zona hambat pertumbuhan mikroba Pseudomonas aureginosa.
D. RUMUSAN
MASALAH
Bagaimana cara mengetahui daya
desinfikasi dari beberapa desinfektan tertentu terhadap bakteri Pseudomonas
aureginusa?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sabun cair adalah sediaan berbentuk cair yang
ditujukan untuk membersihkan kulit, dibuat dari bahan dasar sabun yang
ditambahkan surfaktan, pengawet, penstabil busa, pewangi dan pewarna yang
diperbolehkan, dan dapat digunakan untuk mandi tanpa menimbulkan iritasi pada
kulit (SNI, 1996). Sabun cair memiliki bentuk yang menarik dan lebih praktis
dibandingkan sabun dalam bentuk padatan. Antiseptik adalah larutan antimikroba
yang digunakan untuk mencegah infeksi, sepsis, dan putrefaksi. Antiseptik
berbeda dengan antibiotik dan disinfektan, yaitu antibiotik digunakan untuk
membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan digunakan untuk
membunuh mikroorganisme pada benda mati. Beberapa antiseptik merupakan
germisida, yaitu mampu membunuh mikroba, dan ada pula yang hanya mencegah atau
menunda pertumbuhan mikroba tersebut. Antibakterial adalah antiseptik hanya
dapat dipakai melawan bakteri (Anonymous,2006). Sabun antiseptik yang beredar
di pasaran apabila sering digunakan dalam relntang waktu yang lama dapat menyebabkan
efek samping dan iritasi kulit (Sharma et al., 2016).
Uji potensi antimikroba dapat dilakukan menggunakan
dua macam metode, yaitu metode difusi dan metode dilusi. Prinsip kerja metode
difusi adalah dengan terdifusinya senyawa antimikroba kedalam media padat
dimana mikroba uji telah diinokulasikan. Sedangkan, prinsip kerja metode dilusi
adalah dengan menentukan konsentrasi terendah dari senyawa antimikroba yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri (konsentrasi hambat minimum).
Metode difusi dapat dilakukan secara paper disk dan
sumuran. Pada metode difusi secara paper disk dilakukan dengan, kertas disk
yang mengandung senyawa antimikroba diletakkan diatas permukaan media agar yang
telah ditanami mikroba uji, setelah itu hasil yang terbentuk dibaca. Sedangkan,
pada metode difusi secara sumuran dilakukan dengan pembuatan sumuran yang
dibuat tegak lurus terhadap permukaan media agar, dan dengan diameter tertentu
pada media agar yang telah ditanami mikroba uji, antimikroba diinokulasikan
kedalam sumuran yang telah dibuat dan diinkubasikan, setelah itu hasil yang
terbentuk dibaca.
Hasil yang terdapat pada metode difusi secara paper
disk dan sumuran adalah sama yaitu dengan mengamati ada atau tidaknya
penghambatan pertumbuhan mikroba oleh senyawa antimikroba yang terlihat sebagai
zona jernih di sekitar pertumbuhan mikroba. Luas dari zona jernih merupakan
petunjuk kepekaan mikroba terhadap antimikroba. Selain itu, luas dari zona
jernih juga berkaitan dengan kecepatan
berdifusi dari antimikroba dalam media.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Waktu
dan tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Senin, 9 Desember 2019
Waktu : 08.00 - 11.20
Tempat :
Laboratorium Mikrobiologi, Akademi Farmasi Surabaya
B.
Alat
dan Bahan
-
Alat : Tabung reaksi, cawan
petri, mikropipet, yellow tip, jarum ose, cakram, tabung durham, tabel MPN,
erlenmeyer,
-
Bahan
: PDF (peption Dilution Fluid), MCB (Mac Conkey
Broth), BGLB 2% Broth (Briliant Green
Lactose Bile),EMB Agar
C.
Metode
:
Metode
MPN (Most Probable Number) umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri
khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri coliform
yang merupakan kontaminan. Ciri-ciri utamanya, yaitu bakteri gram
negatif,batang pendek, tidak membentuk spora, memfermentasi laktosa menjadi
asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37◦C.
Penentuan Coliform Fecal menjadi
indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkolerasi positif
dengan keberadaan bakteri patogen. Uji Coliform fecal secara lengkap meliputi
uji penduga, uji penguat, dan uji pelengkap.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji potensial antibiotik adalah suatu
teknik untuk menetapkan potensi suatu antibiotik dengan mengukur suatu senyawa
pada pertumbuhan mikroorganisme. Efek yang ditimbulkan berupa daya hambatnya
terhadap mikroorganisme. Uji potensi antibiotik dapat dilakukan dengan cara
kimia, fisikokimia dan dengan cara mikrobiologi atau biologik. Pada praktikum
ini dilakukan secara mikrobiologik karena dapat menunjukan penurunan aktifitas
mikroba sehingga terjadi perubahan yang kecil yang tidak dapat ditunjukkan
secara kimia.
Uji potensi secara mikrobiologi dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu metode paper disk dan metode sumuran. Pada
pengujian yang telah dilakukan, terbentuk zona bening disekitar paper disk. Ini
menujukkan bahwa antibiotik yang digunakan berpotensi menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa. Pada percobaan
ini media yang digunakan adalah media NA (Nutrien Agar) karena media ini
dispesifikasikan untuk pembiakan bakteri.
Berdasarkan hasil pengamatan setelah
sampel diinkubasi selama 24 jam, diperoleh hasil bahwa pada cawan petri yang
diberikan sampel sabun pigeon, terdapat zona hambat yang ditandai dengan daerah
sekitar paper disk berwarna bening. Pada percobaan ini diperoleh hasil
perhitungan konsentrasi 2% adalah 0,64 cm, konsentrasi 4% adalah 0,60 cm,
konsentrasi 6% adalah 0,58 cm, konsentrasi 8% adalah 0,74 cm, konsentrasi 10%
adalah 0, 60 cm
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa uji
potensial secara mikrobiologi, terbentuknya zona bening atau zona hambat yang
menandakan adanya potensi dari antibiotik yang digunakan dalam menghambat dan
membunuh bakteri gram negatif yaitu Pseudomonas
aeruginosa. Pada hasil pengamatan setelah sampel diinkubasi selama 24 jam
diperoleh hasil bahwa pada cawan petri yang diberikan sampel sabun pigeon
terdapat zona hambat yang ditandai dengan daerah sekitar paper disk berwarna
bening. Pada percobaan ini diperoleh hasil perhitungan dengan rata-rata pada
konsentrasi 2% memiliki zona hambat sebesar 0,64 cm, pada konsentrasi 4%
memiliki zona hambat sebesar 0,60 cm, pada konsentrasi 6% memiliki zona hambat
sebesar 0,58 cm, pada konsentrasi 8% memiliki zona hambat sebesar 0,74%, dan
pada 10% memiliki zona hambat 0,60 cm. Pengaruh konsentrasi antibiotik terhadap
pertumbuhan bakteri adalah semakin besar konsentrasi dari antibiotik maka
kemampuan antibiotik untuk menghambat atau membunuh bakteri akan semakin besar
(efektivitas kerja antibiotik meningkat).
DAFTAR
PUSTAKA
Sari, R., Ferdinan, A. 2017. Pengujian Aktivitas Antibakteri Sabun Cair dari Ekstrak Kulit Daun
Lidah Buaya. Vol. 4. No. 3, halaman: 112.
Dani, H, B. 2015. Pengujian
Daya Anti Bakteri dengan Beberapa Macam Anti Septik dengan Menggunakan Paper
Disk. Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Mataram.
Sudarwati.,2018.,Buku Ajaran Praktikum Mikrobiologi Untuk D
III Farmasi.,Surabaya.,Graniti.
EVALUASI
1. Apa perbedaan metode difusi sumuran
dan difusi paper disk yang anda kerjakan tersebut ?
·
Metode difusi sumuran dilakukan
dengan membuat sumuran dengan diameter tertentu pada media agar yang telah
ditanami mikroba uji. Sedangkan pada metode difusi paperdisk deilakukan dengan
cara kertas disk yang mengandung senyawa anntimikroba diletakkan diatas
permukaan media agaryang telah ditanam ole mikroba uji.
2. Mengapa pada preparasi mikroba uji
diperlukan larutan standar ?
· Sebagai standar untuk mengatasi keraguan tentang kemungkinan hilangnya aktivitas (potensi) antibiotik terhadap efek daya hambatnya pada mikroba.
3. Bagaimana cara pembuatan larutan
standar mac farland ?
-
Dibuat larutan 1.1755% (b/v) Barium Klorida
-
buat larutan 1% (b/v) Asam sulfat
-
Campurkan kedua larutan berdasarkan rasio
-
Tutup tabung dengan rapat dan simpann pada suhu ruang ditempat gelap.
4. Apa fungsi dari konntrol kontaminasi
media, kontrol pertumbuhhan mikroba uji dan kontrol nnegatif/pelarut ?
·
Kontrol kontaminasi media : untuk
mengetahui bahhwwa media terbebas dari faktor kontaminasi bakteri dari luar.
·
Kontrol pertumbuhan mikroba uji :
untuk membuktikan bahwa bakteri uji dapat tetap hidup.
·
Kontrol negatif/pelarut : untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh pelarut terhadap pertumbuhan bakteri sehingga
dapat doketahui bahwa yang mempunyai aktivitas antibakteri adalah zat uji bukan
pelarut.
5. Mungkinkah digunakan pelarut senyawa
uji yang memiliki potensi antimikroba ? jelaskan !
·
Digunakan pelarut senyawa uji
potensi mikroba
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar